Langkah Sang Waktu


Jika ada istilah hidup di dunia itu bagaikan menumpang minum saja, aku percaya itu. Kenapa? Karena hidup itu begitu cepat. Misal diibaratkan dengan kecepatan cahaya kehidupan itu terasa lebih cepat lagi. Parahnya kita tidak menyadari jika waktu-waktu berharga itu telah terlewatkan tanpa tindakan yang bermanfaat. Rugi kan?

“Duh besok Senin ya? Kerja lagi kerja lagi.” celetuk salah satu teman kuliahku saat jam perkuliahan berakhir. Aku masih sibuk memasukkan buku dan peralatan tulis ke dalam tas ransel besarku.

“Kalau gak kerja ya gak dapet duit, Mas. Terus buat bayar kuliah uangnya darimana coba kalau gak dari kerja?” sahutku kemudian.

“Hehehe bener sih, Mbak.”

“Hidup kita mah gini kerja, kuliah, kerja, kuliah dan begitu terus sampai lulus nanti.” Temanku yang lain juga ikut nimbrung  pembicaraan ringan kami.

“Yang penting kita masih bisa menggunakan waktu kita dengan hal-hal baik, Mbak. Benerkan? “ kataku sambil mengecek laci meja kali aja ada barang-barangku yang ketinggalan.

“Bener banget. Ya sudah ayo pulang jangan lupa dengan tugas yang menumpuk. Hahahaha.”

Akhirnya sore itu kami bubar dan pulang ke rumah masing-masing. Rasa capek dan lelah menggelayuti di pundak kami. Benarkan? Waktu itu berjalan begitu cepat. Seminggu bagai sedetik saja. Jika kemarin adalah hari Senin, tanpa kita duga kita akan bertemu lagi dengan hari Minggu dan besoknya itu Senin lagi. Lelah juga ya ternyata.

Seringkali kita mengatakan ingin mengejar waktu, memangnya waktu berlari ya sampai kita kejar? Bukankah sebaliknya kita yang dikejar waktu? Sang waktu itu tidak pernah berhenti melangkah apapun yang terjadi. Meski kita melakukan kesalahan seburuk apapun dia tidak akan berbalik lagi untuk memperbaiki kesalahan yang telah kamu perbuat. Ini adalah dunia nyata bukan sebuah film fantasi yang bisa memutar waktu hanya dengan satu ucapan mantra.

Sering kali aku menyesali kenapa tidak mengerjakan tugas dari awal. Aku sering mengerjakan tugas mepet deadline. Misal besok masuk kuliah nah malamnya aku baru mengerjakannya. Bukannya sengaja cuma kesibukan kerjaku yang menyita waktu. Jam kerja juga tidak teratur lebih sering lembur dibanding pulang tepat waktu. Jika dalam rencana sehabis pulang kerja langsung mengerjakan tugas kuliah, apa daya jika sang boss memintaku untuk lembur.

“Kamu lembur ya.”

Kata-kata itu rasanya menohok dan bikin patah semangat. Harapan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu pun hancur seketika. Aku hanya tersenyum kecut menanggapi permintaan bossku. Kapan kelarnya tugas kuliahku? Pernah sampai memohon-mohon ijin pulang agar aku bisa menyelesaikan tugas kuliah. Memang hidup itu penuh perjuangan ya.

Jika tugas kuliah menumpuk dan kerjaan juga mencekik ingin rasanya memperpanjang waktu. Tapi mana bisa?

“Ya Allah cepet banget besok udah akhir pekan. Tugas kuliah belum ada yang tersentuh, ini juga kerjaan gak ada habisnya.” keluhku pada teman kerjaku. “Derita kerja sambil kuliah, aku lelah.”

“Ya DL (Derita Lo).” sahut temanku yang kedudukannya sama denganku yaitu sebagai admin.

“Seneng banget temannya sedih begini.” temanku hanya menanggapiku dengan cekikian tidak jelas. Semakin menyebalkan bukan? Seandainya saja aku punya jurus menggandakan diri pasti aku bisa melakukan segala hal dengan sekaligus. Sayangnya itu hanya khayalanku saja.

Aku tidak bisa menghitung berapa waktu yang berhasil aku lewati dengan baik atau berapa lama waktu yang aku gunakan untuk hal yang sia-sia ? Entahlah. Sama persis dengan kapan terakhir kali kamu ingat bisa memprediksi musim ditiap tahunnya? Musim kemarau dan penghujan bahkan tidak jelas kapan mereka akan bergiliran bertugas. Kapan saatnya sang mentari sombong dengan teriknya yang menyengat kulit atau kapan sang dewi hujan akan menurunkan air dari langit. Bahkan banjir pada akhir pekan kemarin tidak terduga-duga padahal hujan enggan turun beberapa hari. Sekali hujan turun dengan derasnya ia langsung menyuguhkan pemandangan yang begitu menyebalkan. Berangkat kerja pun harus menerjang banjir.

Sekarang waktunya berhenti menyesali waktu yang telah lewat, jika sang waktu selalu melangkah maju akankah kita malah mundur atau diam di tempat? Selalu bersyukur adalah langkah utama untuk melangkah maju dan menatap masa depan. Jangan berpikir akan kembali ke masa lalu dengan mesin waktu, berpikirlah akan melakukan hal-hal yang baik esok hari agar kelak tidak menyesali perbuatan hari ini.

Tak terasa jika sudah di depan latop bergelut dengan deretan huruf di keyboard membuatku lupa jika jam di dinding itu terus berputar. Waktu sudah menunjukkan jika aku harus siap-siap untuk bekerja lagi. Rutinitas setiap hari yang harus disertai dengan rasa syukur. Aku klik tombol save dan mengeluarkan aplikasi MS.Word. Klik tombol shutdown kemudian menutup laptopku perlahan. Sekarang saatnya kembali pada dunia kerja.


#OneDayOnePost
#tantanganbulankedua


April Cahaya
Pati, 29 Maret 2016


10 comments:

  1. keren mbak,,tulisannya kembali menyadarkan aku jika ternyata waktu itu sangat berharga,,terasa betul saat kegiatan betul-betul padat sprti skrng:')
    intinya lakukan yg terbaik setiap waktunya^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah gk keren2 amat kok. Hahahaha.

      Yah hasil merenung beberapa hari yg lalu.

      Delete
  2. Betapa kewajiban kita lebih banyak dr waktu yg kita punya..

    Keren postingannya....

    ReplyDelete
  3. Tema yang sama dengan aku, jangan jangan kita ??? Sahabat bagi kepompong hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini baru aku ketik pagi tadi Bang, jadi langsung posting. Hehehe jangan-jangan...

      Delete
  4. waktu yg mengejar kita, bener banget

    ReplyDelete
  5. waktu yg mengejar kita, bener banget

    ReplyDelete
  6. Setuju banget dengan Isi tulisannya

    ReplyDelete
  7. Sama, Mbak. Aku aja yang cuma kerja rasanya nggak cukup di waktu. pengen minta tambahan gitu. Tapi itu mustahil.

    Oh iya, aku abis dapet ilmu baru nih. Cara manajemen waktu agar semua terkendali. Belum ditulis sih, semoga nanti kita bisa nerapin ini bareng-bareng.

    ReplyDelete