Karena Apa Kau Menikahiku?


Sedikit sensitif jika aku membahas soal pernikahan, karena menurut beberapa orang diumurku yang sekarang sudah pantas untuk menikah dan memang kebanyakan teman-teman seumuranku sudah berumah tangga.

Menikah itu untuk ibadah, benar bukan? Tapi bukankah kita banyak menemui berbagai kasus dan fakta soal pernikahan. Menikah menjadi alasan untuk tujuan tertentu bagi sebagian orang. Bukan untuk menyempurnakan ibadah atau untuk menghindari dosa.

Kemarin, baru saja aku mendengar cerita pilu dari salah satu saudara sekaligus tetanggaku. Begitu malang nasibnya. Seperti itulah kiranya perkataan orang saat melihat wanita itu. Dari cerita beberapa orang hingga cerita yang keluar dari kakaknya sendiri membuatku terenyuh. Bagaimana tidak? Dulu dia adalah gadis cantik bertubuh langsing menikah dengan laki-laki tampan dan mapan. Pernikahan mereka digelar dengan meriah. Kebahagian terpancar dulu saat awal-awal pernikahan mereka.

Mimpi buruk yang tak pernah terbayang itu muncul dengan tiba-tiba. Setelah melahirkan si wanita itu sudah tak secantik dulu, tubuhnya juga sudah tak selangsing dulu. Apa yang terjadi? Si laki-laki sudah mulai mengacuhkan sang istri. Dia tidak lagi mengakui wanita itu sebagai istrinya. Pemandangan miris saat sang anak yang berumur 1 tahun itu merindukan Ayahnya  tapi sang Ayah hanya mampir sebentar dan tetap mengacuhkan sang istri. Astagfirullah.

Jadi selalu terbayang dalam benakku, apa tujuan dia menikahinya? Apa karena fisik belaka? Keindahan tubuhkah yang memikatnya untuk menikahi sang wanita?
Wahai kaum laki-laki apa tujuanmu menikahi perempuan? Hanya kecantikan fisiknya kah kau menikahinya?

Untuk laki-laki yang akan jadi imamku nanti, nikahilah aku karena Allah. Cintailah aku karena Allah. Sayangilah aku bukan karena fisikku, karena fisikku tidak abadi. Karena kecantikan fisik tidak ada yang abadi. Bagaimana jika aku menjadi gendut? Bagaimana jika aku kurus? Bagaimana jika kulitku mulai keriput? Bagaimana jika aku sudah tidak secantik dulu?

Sanggupkah kau menerima semua keadaanku tanpa sedikitpun mencelanya? Karena semua hal di dunia ini tidak ada yang abadi. Akhirat lah yang akan abadi bukan dunia fana yang sedang kita pijak ini.

Sebuah kisah nyata yang bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua. Semoga bermanfaat.


#OneDayOnePost


April Cahaya

Pati, 26 April 2016

10 comments:

  1. Iya banyak sekali kejadian seperti itu seakan pernikahan sesuatu yang mudah dan remeh padahal pernikahan adalah sebuah mitsaqan ghalidza..sebuah perjanjian yang berat yang membutuhkan komitmen seumur hidup.


    Haduh.. aku bijak sekali pagi ini..😂

    ReplyDelete
  2. pernikahan. duh baper pril kalau bahas nikah haha

    ReplyDelete
  3. Demikian kutanya padamu... Demi apa, sayangku ??

    *nyanyi

    ReplyDelete
  4. Miris yaaa mekihat kejssdia sseperri itu adadi sekitar kita

    ReplyDelete
  5. Kalau niat awalnya salah ya seperti itu...lagi-lagi wanita yang dirugikan.

    ReplyDelete
  6. Banyak kejadian seperyi ITU.
    Kasihan anak anak

    ReplyDelete
  7. Kita punya kecemasan yg sama kak april, yg bisa dilakukan hanya memohon kepada Sang Maha Kasih untuk senantiasa dipertemukan dengan seseorang yang baik agamanya hingga bisa membaikan dan memuliakan kita sebagai seorang istri dan ibu dari anak anaknya.. keep istiqomahnya yuk kak 😊

    ReplyDelete
  8. Gk semua cowok begitu.
    Buktinya saya ini ... heheee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya memang tidak semuanya Mas, klo semuanya begitu mah....

      Delete
  9. Sy juga sepakat dengan Mas Heru. Tdk semua begitu... He..

    ReplyDelete