Masihkah Aku Anggota One Day One Post?


Sebenernya agak ngeri juga mau nulis ini. Ada backsound horor saat hati mengingat kenangan masa lalu. Halah apa ini. -,-

Jadi gini hem... Udah berapa lama ya setelah tantangan selama 3 bulan di ODOP berakhir? Lupa. Iya aku lupa. Jangan bilang ini faktor umur, asal kalian tahu umurku masih muda kok. Hehehe.

Jadi gini, sudah selama itulah sejak tantangan yang dibuat oleh Bang Syaiha berakhir aktivitas posting tulisan di blogku pun berakhir. Kok bisa? Entah. Nah lhoh.

Kalau disuruh menceritakan satu-satu bakal ada banyak alasan yang aku ungkapkan.

Ehem... Karena tantangan berakhir maka aku juga kesulitan untuk menemukan ide lagi. Padahal banyak lho ide yang bisa aku gali dari mana saja, misal saat aku mau berangkat kerja, berangkat kuliah atau pergi berbelanja mungkin. Sayangnya otak ini terlalu macet. Macet karena gak pernah dipakai.

Pertanyaanya, apakah aku masih bisa mauk kategori anggota One Day One Post?

Ya tidak lah. Aku saja sudah melenceng dari aturan wajibnya. Jika ingin disebut kembali anggota ODOP, maka aku harus posting di blog tiap hari. Harus. Iya harus.

Berat? Sepertinya sih. Tapi tak apa usaha dulu, dan diawali dengan bismillah.

Gini, misal aku pakai alasan karena sibuk bekerja? Apa Bang Syaiha dan kawan-kawan juga tidak bekerja? Terus... Jika aku bilang aku sibuk kuliah emangnya kawan-kawan ODOP gak kuliah juga?

Hanya satu jawabannya. Malas.

Ya itu mungkin.

Aku terlalu malas mencari ide-ide menarik untuk diposting di blog. Eits... Tapi bukan berarti aku berhenti menulis. Masih belajar nulis novel ceritanya. Sehri satu bab. Sulit? Iya sulit. Tapi kalau dijalani dengan ikhlas insya Allah lancar.

Kembali ke topik awal.

Sekarang ada rindu yang menyiksa ketika tak pernah berkunjung ke blog lagi. Ada sesuatu yang menunggu untuk aku jamah. Yah... blogku mungkin sudah lumutan.

Minder? Pasti. Sejak tak pernah aktif di chat dan tak pernah absen postingan, aku berasa bagai remahan rempeyek yang udah melempem. Bahkan aku seperti butiran debu yang tak terlihat. Paling cuma cek grub, chat sebentar bahkan tidak ada yang respon (duh kasihan amat) ya sudah aku berakhir menjadi pembaca saja.

Bahkan minggu kemarin Mbk Wid sempet menyinggung soal postingan di blog. Kok udah jarang banget yang setor ya? Mbk Wid mengibaratkan setoran postingan tulisan itu bagaikan bayar kost-kostan. Bisa dibayangkan, aku nunggak setoran beberapa bulan. Kalau bukan Bapak kost yang baik mungkin aku sudah diusir dari kost.

Tapi dalam lubuk hati yang paling dalam nih, ingin sekali kembali aktif posting di blog. Bisa chat dan ngobrol seru bersama kawan-kawan ODOP. Selalu ada ilmu baru yang menambah wawasan. Apalagi di sana kan tempatnya orang-orang hebat, kecuali aku pastinya.

Hah sudahlah, jangan banyak mengeluh dan kebanyakan mikir. Nulis mah nulis aja. Mending mempersiapkan tulisan untuk bisa posting kembali di blog.

Ternyata istiqomah untuk menulis sulit juga ya. Yuk, yang bernasib sama sepertiku tidak bisa bayar uang kost segera bayar.

Keep fighting.!!!



Pati, 16 September 2016

April Cahaya

10 comments:

  1. Iyaa... Iyaaa... Ini juga lagi nyari pinjeman buat bayar kost kok :v

    ReplyDelete
  2. Bayar bayar bayar.. #nadah. 😀 padahal aku juga sering telat bayar, udah telat bayarnya nyicil pula. Baiknya yang punya kostan yah. Hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sumpah beberapa hari kepikiran mulu mak pinnih

      Delete
  3. butuh bantuan nyabutin lumut?

    ReplyDelete
  4. semangat ayoh semuanya..
    biar ODOP nanti kelak sekeran kompasiana

    ReplyDelete