Rindu Hujan


Jam hampir menunjukkan pukul sebelas malam. Tapi aku tak kunjung memejamkan mataku. Duduk termangu sambil memandang laptop yang masih menyala di depanku.

Kamar kecilku menjadi tempat ternyaman bagiku saat ini. Hiruk pikuk kehidupan kini terganti dengan sepinya malam. Suara jangkrik di luar sana masih terdengar dari bilik kamarku. Samar-samar kudengar suara gemuruh yang semakin lama semakin dekat. Anginkah? Atau hujan?

Suara titik air di genting rumah mulai terdengar berirama bagai musik malam. Hujan deras turun malam ini. Aku mematikan laptopku, menarik selimut sebatas leher dan mata menatap ke atas. Sedikit percikan air hujan mengenai wajahku. Aku tersenyum tipis.

Akhirnya hujan membawa kesejukan di kemarau yang panjang. Aku merindukan hujan. Hujan yang selalu membawa kenangan tentangmu. Kenangan yang indah bagai kelopak bunga krisan yang mekar berwarna-warni.

Bertahun-tahun aku tersiksa dalam sebuah rasa tanpa kepastian. Bagaimana tidak? Dia yang aku rindukan, dia yang kucintai, tak pernah tahu apa yang aku rasakan ini. Dunia sungguh kejam atau dia yang kejam?

Dia pergi tanpa bicara, aku menangis dalam diam. Angin membisu, seolah dia tak pernah melihatku menangis tersedu.

Hawa dingin semakin terasa. Aku mengeratkan selimut hingga lekat dengan tubuh kecilku. Tuhan... jika Kau berkenan, pertemukanlah aku dengannya. Sekali saja.

Aku sangat merindukannya seperti aku merindukan hujan.

---

Aroma khas petrichor begitu menusuk hidung saat aku membuka pintu utama rumahku. Tanah kering itu telah basah, tapi hati yang merindu ini masih tetap gersang.

Gerimis masih menghiasi pagi ini. Pohon dan tanaman di pekarangan rumah tampak tersenyum. Kini daunnya tak lagi layu, akar-akar mereka tak lagi mengering.

Wahai engkau sang pujaan hati, kapankah kau sadar akan rasa cintaku ini?

Bertahun-tahun lamanya kau pergi. Aku selalu bertanya dalam hati. Kapankah kau kembali menginjakkan kaki di desa kelahiranmu?

Apakah kau kembali sendiri atau dengan menggandeng wanita lain?
Jika kau benar-benar kembali tanpa membawa wanita, aku bersumpah akan menyatakan cintaku terlebih dahulu. Ya aku pernah terdiam, aku pernah menyembunyikan perasaanku. Memiliki sendiri rasaku ini.

Tapi sekarang tidak. Aku ingin kau tahu akan perasaanku.

Kurasa gerimis kecil menjelma menjadi hujan lebat. Beberapa daun menggigil kedinginan tertiup angin. Aku semakin mengeratkan jaket yang aku kenakan. Keadaan berbanding terbalik dengan kemarin. Panas, terik matahari yang begitu membakar kulit dan angin gersang yang begitu terasa.

Derap langkah kaki dan percikan air hujan yang dilewatinya mengalihkan perhatianku. Sosok itu berlari ke teras, menutup payungnya yang ia kenakan tadi. Celana hitamnya basah kuyup, tubuhnya juga tampak kedinginan.

Dadaku bergemuruh, tanganku mendadak gemetar. Bukan karena kedinginan, melainkan ini karena seorang pemuda yang kini ada di depanku. Wajahnya, masih tetap tampan. Yang tampak berbeda darinya saat ini adalah baju kantoran yang melekat di tubuhnya. Dia lebih tampan dari tiga tahun yang lalu.

"May, apa kabar?" ucapnya diiringi dengan senyuman.

Lidahku kelu hanya untuk sekedar berkata, aku baik-baik saja. Air mataku menetes dari sudut mataku tanpa meminta izinku terlebih dahulu. Kedua tanganku saling meremas. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.

Dia mendekat, dan dengan cepat ia merengkuh tubuh kecilku dalam dekapannya. Cairan bening dalam mataku semakin banyak keluar tanpa bisa aku kontrol. Dia berbisik lembut.

"Maafkan aku, May. Aku merindukanmu."

Aku juga merindukanmu Raka.


---

#cerpen #onedayonepost #story #fiksi #romance

Pati, 19 September 2016
April Cahaya

18 comments:

  1. Replies
    1. Makasih mbk Wid. Hehehe ini biar gak kebanyakan nunggak bayar kost.

      Delete
  2. Replies
    1. Ada apa dengan gerimis bang Gilang? 😂

      Delete
  3. Huhuy.... huy huy... romantis banget yah. Kalimatnya syahdu yah. Aku suka, aku suka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syahdu mbak, ini nulisnya saat malam2 hujan gerimis datang.

      Delete
  4. Mbak APril selalu keren, cetaklah itu Magic Marriage-nya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh itu lagi dirombak mas, tapi duh susaaaahh.. Butuh semedi dulu.

      Delete
  5. April.... Warbiasaahhhh.... Mau lagi... Mau lagi :)

    ReplyDelete
  6. Replies
    1. Ini udah dikasih ceritaku mbk Lisa. Hehehe

      Delete
  7. Agen Slot Terbaik

    Agen Situs Terbaik
    Situs Agen Judi Online


    • Bonus New Member 120%
    • Bonus Deposit Harian 5%
    • Bonus Happy Hour 25%
    • Bonus poker 20%

    Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi kami di :
    WA : 081358840484
    Facebook : Game Slot Online
    https://bit.ly/2ZoLZDA

    ReplyDelete