Memories of Petrichor



Aroma khas yang menenangkan ketika hujan turun setelah kemarau panjang membuatku selalu mengingatmu. Kenangan tentangmu saat kamu menggenggam tanganku dengan hangat. Senyum manismu mampu membuatku lupa manisnya rasa teh kesukaanku.

Tanpa sadar bibirku tersenyum. Menikmati setiap cipratan air hujan yang turun dari atap rumah. Memandang jauh ke arah jalanan yang lengang. Aku berharap kamu datang dari ujung jalan itu.

Membawa payung dan menjemputku untuk kencan pertama kita. Aku masih mengingatnya dengan begitu jelas, meski kini sudah 3 tahun kita menjalaninya.

Tiba-tiba saja aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Bulan kemarin kamu gagal pulang ke rumah. Perusahaan dimana kamu bekerja tak mengijinkanmu untuk pulang ke kampung halaman. Akhirnya kamu membatalkan janjimu untuk mengajakku berkencan di taman lampion di tengah kota. Ah sudahlah... Aku tak apa.

Asal kamu tahu jika dirimu itu seperti aroma hujan yang menenangkan. Pembawaanmu yang hangat, kata-kata yang selalu meluncur dari bibirmu membuatku tenang. Hingga aku merasakan debaran halus dan berangsur semakin cepat saat kau menyentuh ujung kepalaku.

Banyak yang tahu jika dirimu itu sangat menenangkan tetapi tak banyak yang tahu jika aroma hujan aka selalu mengingatkanku tentangmu.

Dering ponselku berdering, aku tersadar dari lamunanku. Begitu kulihat nama yang tertera di layar ponselku, aku berjingkat dan segera mengangkatnya.

"Hallo, Mas." Sapaku dengan lembut.

"Hallo, sayang..." Aku tak bisa lagi untuk menyembunyikan rasa bahagiaku. Dan sepertinya pipiku mulai menghangat. "Sedang apa?"

"Menikmati aroma hujan yang selalu mengingatkanku tentangmu. Our memories of petrichor."



#OneDayOnePost

Pati, 28 Maret 2017

April Cahaya

9 comments:

  1. Replies
    1. Aroma yang tercium saat hujan turun setelah lama gak hujan.

      Delete
  2. Tema yang diangkat dan gaya berceritanya bagus banget, tapi masih kena beberapa jebakan

    ReplyDelete
  3. Hujaaaaaaaaaan 😆 🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧 💖💖💖

    ReplyDelete