“Ada
satu hal yang aku benci dan tidak ingin aku alami. Tapi sayangnya sekarang aku
merasakan hal itu.” ucap Dewi dikala ia dan Inet berada di perpustakaan kampus.
Inet melirik Dewi sekilas kemudian melanjutkan bacaannya lagi.
“Aku benci dicuekin sahabat sendiri,
rasanya lebih menyakitkan dibanding patah hati.” lanjut Dewi. Ia berharap Inet
mau memaafkan kesalahan yang tak sempat ia sadari. Kesalahan yang membuat Inet
sedikit menjauh darinya.
“Yang bilang aku cuekin kamu siapa?”
“Berubahan sikap kamu yang
mengatakan.” jawab Dewi jelas. Skakmat untuk Inet. Itu memang benar adanya, ia
mengakui jika dirinya sedikit menjauhi Dewi entah karena apa.
“Oke maaf.”
“Karena apa?” tanya Dewi semakin
penasaran.
“Entahlah.” jawab Inet singkat tanpa
kejelasan. Dewi hanya bisa menghela napas dan kembali pada buku yang sempat
diabaikannya. Ia tahu jika Inet sudah berkata entahlah artinya temannya itu tidak ingin membahasnya lebih lanjut.
Ingin sekali Dewi mencurahkan segala
keluh kesahnya ke Inet saat ini juga namun ia rasa ini bukan waktu yang tepat.
Membutuhkan waktu yang pas saat keadaan mood Inet benar-benar baik. Ia hanya
membutuhkan petuah-petuah manjur dari sahabat satu-satunya itu.
--
Harusnya Dewi sudah pulang ke rumah
dari satu jam yang lalu tapi saat keluar dari kampus adzan Ashar telah
berkumandang di masjid. Karena Dewi terlanjur keluar dari lingkungan kampus ia
harus mencari tempat ibadah yang tidak jauh dari jangkauan. Masih sempat jika
ia sholat di rumah tapi alangkah baiknya tidak menunda-nunda waktu sholat.
Tempat favorit yang selalu menjadi
tujuan Dewi melepas segala beban masalahnya. Masjid adalah salah satu tempat
paling nyaman yang selalu ia kunjungi. Semilir angin sore yang masih menyisakan
sedikit panas itu mengibarkan jilbab Dewi yang baru saja keluar dari masjid.
Dewi
duduk bersandar di tiang masjid yang kokoh itu. Kepalanya terasa berat seperti
tertimpa berton-ton batu. Masalah yang satu belum selesai dan masalah lain akan
muncul. Begitu seterusnya layaknya yang ia alami sekarang.
“Assalamu’alaikum, Dewi...” sapa
seseorang yang telah Dewi duga itu adalah suara seorang laki-laki. Bahkan
telinga Dewi tak asing lagi dengan suara itu.
Dewi menoleh perlahan mungkin
layaknya slow motion di film-film. Ia mendapati senyum indah seorang laki-laki
yang masuk list permasalahan Dewi akhir-akhir ini. Buru-buru ia mengalihkan
pandangannya, ia tidak mau tenggelam dalam perasaan aneh lagi.
“Walaikumsalam, Dany.”
Dany duduk agak jauh dari Dewi
terhalang oleh satu tiang masjid. Diam, tak ada pembicaraan lagi diantara
mereka. Banyak yang ingin ia tanyakan tapi canggung.
“Tumben tidak sama Inet?” Dany
akhirnya membuka topik pembicaraan. Ia juga tidak tahu harus menanyakan apa
pada Dewi.
“Oh... Inet pulang duluan. Ehm...
Dany ada perlu ya di daerah ini?” tanya Dewi agak ragu menanyakan keperluan
Dany.
Dany tersenyum sekilas, “Aku mau
ketemu Ketua Rohismu. Ada beberapa keperluan yang harus kami bicarakan. Kami pihak
sekolah berencana mengundang kalian lagi untuk acara-acara di bulan Ramadhan
nantinya. Sudah ada beberapa planning
tinggal merealisasikannya saja. Semoga sesuai dengan rencana.” tutur Dany
dengan jelas. Dewi mengangguk-angguk mengerti.
“Aku harap nanti bisa ikut
berpartisipasi juga.”
“Harus lah, Wi. Eh? Hehehehe... kan
kamu juga anggota rohis.” Dany terlihat kikuk sendiri.
Dewi melirik jam tangannya, sudah
waktunya ia harus pulang. Ia merapikan tas dan memakai jaketnya. “Sepertinya
aku harus pulang duluan, Dan. Dimana tempat janjianmu dengan Ketua Rohis?”
“Kami janjian di sini, mungkin
bentar lagi dia akan datang.”
“Oh, okey aku duluan ya. Assalamu’alaikum.”
pamit Dewi kemudian.
“Walaikumsalam.” Senyum itu terukir
lagi di bibir Dany. Sebuah senyuman yang memiliki arti tersendiri bagi
pemiliknya.
Bersambung...
#OneDayOnePost
April Cahaya
Pati, 18 Mei 2016
Cieeee....
ReplyDeleteCieeeeee mbk Ciani jangan senyum2 sendiri
Deleteapakah Dany suka sama Dewi?
ReplyDeleteGk tau mbak... #sokpolos
DeleteDewi Mode Galau :-D
ReplyDeleteAhh y bener bgt
DeleteSenyuman penuh arti di raut wajah dewi
ReplyDeleteAhay.. apakah kau terpesona bang?
DeleteApa arti senyum Dany bagi Dewi?
ReplyDeleteSenyum dani memiliki arti bagi dewi? Demen banget bikin penasaran si outhor nih
ReplyDeleteJangan2 Dany yang ngelamar??😮
ReplyDeletePasti Dany naksir nich ...
ReplyDelete