Terkadang takdir itu mempertemukan orang-orang yang bernasib sama. Oleh karena itulah agar kita tidak merasa sendirian dengan keadaan yang kita alami.
Hari
ini sangat cerah. Sang matahari bahkan dengan sombong memamerkan panasnya yang
menyengat seluruh isi bumi. Presentasi dan tugas-tugas kuliah terselesaikan
dengan lancar. Dewi patut bersyukur dia tidak mengalami kesulitan saat
presentasi tadi, walaupun teman-teman Dewi melontarkan pertanyaan-pertanyaan
yang begitu sulit namun Dewi dan kelompoknya mampu membantainya dengan apik.
“Nongkrong dulu lah habis ini ya.”
ucap Inet disaat dosen sudah keluar kelas.
“Kemana?” tanya Dewi balik.
“Ada kafe baru, nyoba ke sana yuk.”
“Oke.” Dewi bergegas menggandeng
lengan Inet dan berjalan menuju parkiran.
Dewi dan Inet bukan teman lama.
Mereka bertemu di awal masuk kuliah. Ingatlah orang-orang yang mengalami nasib
yang sama akan dipertemukan oleh takdir seperti nasib Dewi dan Inet. Saat itu
Dewi dan Inet disuruh mengumpulkan semut-semut yang ada di halaman kampus oleh
senior mereka. Sungguh pekerjaan yang tidak masuk akal. Menurut Dewi ini bukan
hanya tindakan kejam baginya namun bagi semut-semut tak berdosa itu.
Takdir mempertemukan Dewi dan Inet
hingga mereka akrab sampai sekarang.
Tiba-tiba handphone Dewi berdering
dengan lagunya Harris J-You’re My Life, ini salah satu lagu favorit Dewi
sampai-sampai dijadikan nada dering telepon.
“Assalamu’alaikum, Bu. Ada apa?”
tanya Dewi pada sang penelepon di seberang sana. Ternyata yang menelepon adalah
Ibu Maryana, ibunya Dewi. “Tamu? Siapa?”
“Ini
orang yang lama tidak kamu temui, Nduk.” ucap Bu Maryana. “Pokoknya kamu pulang ya, sudah selesai tho
kuliahnya?”lanjutnya.
“Iya sudah kok. Dewi pulang
sekarang. Assalamu’alaikum.” Dewi mengakhiri obrolan teleponnya. “Net, maaf gak
bisa ikut. Lain kali saja ya.” Inet mengangguk dan berkata tidak apa-apa pada
Dewi. Lagian waktu besok masih banyak untuk sekedar nongkrong melepas penat
diantara tugas-tugas kuliah yang mencekik.
--
Sebuah mobil Fortuner putih
terparkir manis di perkarangan rumah Dewi. Dewi mengkerutkan keningnya. Siapa
tamu yang dimaksud oleh Ibunya?
Semakin membuat penasaran orang itu
memunggungi Dewi dari arah pintu hingga ia tidak tahu siapa yang sedang bertamu
dirumahnya. Dewi sedikit mengintip dari kaca jendela depan saking penasarannya
tapi dia tidak ingin menemuinya langsung.
“Monggo diminum dulu, Nak.
Sepertinya tadi Ibu mendengar motor Dewi datang.” kata Bu Maryana berjalan ke
arah teras. Dewi kelagapan ia kembali ke tempat dimana motornya terparkir.
Jangan tanya kenapa tingkah Dewi sangat konyol, ini sudah bawaan dari lahir.
“Lhoh baru sampai, Nduk?”
“I-iya Bu.”
“Ayo sudah ditunggu dari tadi.”
Dewi hanya menurut masuk ke dalam
rumah dengan mengekor di belakang Bu Maryana. Bu Maryana duduk di sofa ruang
tamu, beliau mengisyaratkan pada sang tamu jika orang yang ditunggu-tunggu
sudah datang.
Laki-laki berkemeja biru dongker,
celana kerja yang rapi, sepatu fantofel yang berkilau dan gaya rambut ikal itu
berdiri. Seperti di adegan film-film gerakan laki-laki itu bagi Dewi seperti
slow motion. Begitu Dewi berhadapan
dengan laki-laki itu...
“Gilang?”
Laki-laki itu tertawa renyah
sedangkan Dewi melongo tanpa berkedip.
Bersambung...
#OneDayOnePost
April Cahaya
Pati, 03 Mei 2016
Wah, nama yang jadi tokoh nama beken di ODOP, hahaha, lanjut Pril, penasaaran
ReplyDeleteWehehehe
DeleteGilang itu siapanya Dewi hayoh?
ReplyDeletePenasaran....
Hayooh tebak..
Deletepenasaran deh..bagus..
ReplyDeleteTunggu besok mbak
Deletehayoo....cerita baru, Dewi-Gilang
ReplyDeleteAhay...
DeleteWah bisa jd artis ini anak2 ODOP kalau namanya sering nongkrong di novel penulis beken yg satu ini 😊.
ReplyDeleteGood Job mbak April 👍
Dih jangan berlebihan mbak.. aku mah biasa2 aja gk beken
DeleteWah bisa jd artis ini anak2 ODOP kalau namanya sering nongkrong di novel penulis beken yg satu ini 😊.
ReplyDeleteGood Job mbak April 👍
Wah, mau bikin cerita tentang Inet, udah keduluan April ni. Moga sukses ya!! aku malah belum mulai bikin cerbung blasss... aku gak cepet nangkep ide sih...
ReplyDeleteBikin dg nama Inet lgi jg gpp Pak.
DeleteTak bantuin nangkep idenya Pak. Hehehe
Ih... Gilang.. Dewi koq kaget ya?
ReplyDeleteJdi penasaran.. Seseram itukah muka gilang, hingga dewi kaget?? He..
Mungkin kali Mas.. hahaha #peace Bang Gilang
Deletewowww aku mengangagetkan teh dew. hehe
ReplyDeleteHemm... mungkin kamu menyeramkan Bang
DeleteMungkin Gilang adalah sosok masa lalu yang kelam sewarna merah jambu. heh..kok bisa?
ReplyDeleteKalimat pertamanya... hmm
ReplyDeleteDalam imajinasiku tuh cowok nicolas saputra mbak april.. Eh pas dewi bilang Gilang?? Imajinasiku akan nicolas saputra buyar begitu saja teringat mas gilang ODOP😃
ReplyDelete