Gerimis Pagi - Bab 2



Terkadang takdir itu mempertemukan orang-orang yang bernasib sama. Oleh karena itulah agar kita tidak merasa sendirian dengan keadaan yang kita alami.


Hari ini sangat cerah. Sang matahari bahkan dengan sombong memamerkan panasnya yang menyengat seluruh isi bumi. Presentasi dan tugas-tugas kuliah terselesaikan dengan lancar. Dewi patut bersyukur dia tidak mengalami kesulitan saat presentasi tadi, walaupun teman-teman Dewi melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang begitu sulit namun Dewi dan kelompoknya mampu membantainya dengan apik.

            “Nongkrong dulu lah habis ini ya.” ucap Inet disaat dosen sudah keluar kelas.

            “Kemana?” tanya Dewi balik.

            “Ada kafe baru, nyoba ke sana yuk.”

            “Oke.” Dewi bergegas menggandeng lengan Inet dan berjalan menuju parkiran.

           Dewi dan Inet bukan teman lama. Mereka bertemu di awal masuk kuliah. Ingatlah orang-orang yang mengalami nasib yang sama akan dipertemukan oleh takdir seperti nasib Dewi dan Inet. Saat itu Dewi dan Inet disuruh mengumpulkan semut-semut yang ada di halaman kampus oleh senior mereka. Sungguh pekerjaan yang tidak masuk akal. Menurut Dewi ini bukan hanya tindakan kejam baginya namun bagi semut-semut tak berdosa itu.

            Takdir mempertemukan Dewi dan Inet hingga mereka akrab sampai sekarang.

            Tiba-tiba handphone Dewi berdering dengan lagunya Harris J-You’re My Life, ini salah satu lagu favorit Dewi sampai-sampai dijadikan nada dering telepon.

            “Assalamu’alaikum, Bu. Ada apa?” tanya Dewi pada sang penelepon di seberang sana. Ternyata yang menelepon adalah Ibu Maryana, ibunya Dewi. “Tamu? Siapa?”

            “Ini orang yang lama tidak kamu temui, Nduk.” ucap Bu Maryana. “Pokoknya kamu pulang ya, sudah selesai tho kuliahnya?”lanjutnya.

            “Iya sudah kok. Dewi pulang sekarang. Assalamu’alaikum.” Dewi mengakhiri obrolan teleponnya. “Net, maaf gak bisa ikut. Lain kali saja ya.” Inet mengangguk dan berkata tidak apa-apa pada Dewi. Lagian waktu besok masih banyak untuk sekedar nongkrong melepas penat diantara tugas-tugas kuliah yang mencekik.

            --

            Sebuah mobil Fortuner putih terparkir manis di perkarangan rumah Dewi. Dewi mengkerutkan keningnya. Siapa tamu yang dimaksud oleh Ibunya?

            Semakin membuat penasaran orang itu memunggungi Dewi dari arah pintu hingga ia tidak tahu siapa yang sedang bertamu dirumahnya. Dewi sedikit mengintip dari kaca jendela depan saking penasarannya tapi dia tidak ingin menemuinya langsung.

            “Monggo diminum dulu, Nak. Sepertinya tadi Ibu mendengar motor Dewi datang.” kata Bu Maryana berjalan ke arah teras. Dewi kelagapan ia kembali ke tempat dimana motornya terparkir. Jangan tanya kenapa tingkah Dewi sangat konyol, ini sudah bawaan dari lahir.

            “Lhoh baru sampai, Nduk?”

            “I-iya Bu.”

            “Ayo sudah ditunggu dari tadi.”

            Dewi hanya menurut masuk ke dalam rumah dengan mengekor di belakang Bu Maryana. Bu Maryana duduk di sofa ruang tamu, beliau mengisyaratkan pada sang tamu jika orang yang ditunggu-tunggu sudah datang.

            Laki-laki berkemeja biru dongker, celana kerja yang rapi, sepatu fantofel yang berkilau dan gaya rambut ikal itu berdiri. Seperti di adegan film-film gerakan laki-laki itu bagi Dewi seperti slow  motion. Begitu Dewi berhadapan dengan laki-laki itu...

            “Gilang?”

            Laki-laki itu tertawa renyah sedangkan Dewi melongo tanpa berkedip.


Bersambung...



#OneDayOnePost

April Cahaya
Pati, 03 Mei 2016


20 comments:

  1. Wah, nama yang jadi tokoh nama beken di ODOP, hahaha, lanjut Pril, penasaaran

    ReplyDelete
  2. Gilang itu siapanya Dewi hayoh?
    Penasaran....

    ReplyDelete
  3. hayoo....cerita baru, Dewi-Gilang

    ReplyDelete
  4. Wah bisa jd artis ini anak2 ODOP kalau namanya sering nongkrong di novel penulis beken yg satu ini 😊.
    Good Job mbak April 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dih jangan berlebihan mbak.. aku mah biasa2 aja gk beken

      Delete
  5. Wah bisa jd artis ini anak2 ODOP kalau namanya sering nongkrong di novel penulis beken yg satu ini 😊.
    Good Job mbak April 👍

    ReplyDelete
  6. Wah, mau bikin cerita tentang Inet, udah keduluan April ni. Moga sukses ya!! aku malah belum mulai bikin cerbung blasss... aku gak cepet nangkep ide sih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bikin dg nama Inet lgi jg gpp Pak.

      Tak bantuin nangkep idenya Pak. Hehehe

      Delete
  7. Ih... Gilang.. Dewi koq kaget ya?
    Jdi penasaran.. Seseram itukah muka gilang, hingga dewi kaget?? He..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin kali Mas.. hahaha #peace Bang Gilang

      Delete
  8. wowww aku mengangagetkan teh dew. hehe

    ReplyDelete
  9. Mungkin Gilang adalah sosok masa lalu yang kelam sewarna merah jambu. heh..kok bisa?

    ReplyDelete
  10. Kalimat pertamanya... hmm

    ReplyDelete
  11. Dalam imajinasiku tuh cowok nicolas saputra mbak april.. Eh pas dewi bilang Gilang?? Imajinasiku akan nicolas saputra buyar begitu saja teringat mas gilang ODOP😃

    ReplyDelete