Jika aku sering dipertemukan dengan orang yang sama tanpa sengaja apakah itu sebuah takdir?
“Wi,
jangan ngelamun ih.”
Ucapan
Inet mengangetkan Dewi yang sedang asyik menopang dagu. Inet membawa semangkuk
bakso dan es jeruk kesukaannya. Dua gadis ini berada di meja kantin kampus
paling sudut. Tempat yang pas buat mereka yang tidak suka duduk di
tengah-tengah dengan hiruk pikuk
keramaian para mahasiswa
dan mahasiswi.
Dewi
menggeleng pelan menanggapi perkataan Inet.
“Hayoh
lagi mikirin seseorang mungkin?” rasa kepo Inet masih bergelayut hingga ia
masih gencar memberi pertanyaan ke Dewi.
“Ah
gak. Sok tahu kamu.”
“Salah
siapa ngelamun sampai segitunya, gak sadar aku sudah mendarat di sini sejak
tadi.” gerutu Inet.
“Oke,
sorry. Aku minta maaf ya Inet yang cantik.” Dewi menyeruput habis jus strowberry yang hampir tidak dingin lagi
itu.
Dewi
memikirkan hal yang seharusnya tidak boleh dia pikirkan. Dia selalu teringat
kejadian dan pertemuan dengan laki-laki tempo hari itu. Pertemuan singkat
sebanyak dua kali. Tapi itu berhasil mencuri pikiran dan perhatian Dewi. Bahkan
Dewi tidak tahu bagaimana cara dia bisa menemui laki-laki itu lagi hanya
sekedar mengembalikan payung.
Sebenarnya Dewi ingin menceritakan ini
ke Inet, tapi terlalu
canggung jika tiba-tiba menceritakan tentang laki-laki. Dan yang paling berbahaya adalah Inet akan
menyangka jika Dewi menyukai laki-laki itu. Yah Dewi tahu betul bagaimana sikap
Inet. Gadis cantik berjilbab lebar itu meski tampilannya tampak anggun dia
masuk kategori cerewet.
Sebuah
pesan masuk di handphone Dewi, ia membacanya sekilas.
“Oh
ya Net, ikut aku yuk.” ajak Dewi tiba-tiba.
“Eh?
Mau kemana?” tanya Inet penasaran.
“Ke
toko buku. Aku sudah janjian sama Mbak Lisa dan Gilang siang ini ke toko buku.
Oh ya kamu tahu orang yang datang tiba-tiba ke rumahku kemarin adalah Gilang,
sahabat kecilku. Dan Mbak Lisa ini kakaknya Gilang. Udah ayo."
“Bentar
dong, ini es jerukku belum habis. Ya Allah, Wi.”
Inet
kelagapan sendiri karena Dewi yang terlalu bersemangat ke toko buku. Inet
merasa sayang dengan es jeruknya yang belum sempat dihabiskan. Malang sekali
nasib es jeruk Inet, Inet menatap iba pada segelas es jeruk yang masih
setengah. “Maafkan aku es jeruk.” ucap Inet.
--
Ternyata
benar dugaan Dewi jika Mbak Lisa dan Gilang akan sampai lebih dulu dibanding
dirinya. Mereka berdua menunggu kedatangan Dewi di depan toko buku.
“Maaf
Mbak Lisa, Gilang. Aku lama ya?” kata Dewi begitu sampai dihadapan mereka.
“Ah
gak juga.” jawab Mbak Lisa dengan senyum ramahnya.
Dewi
memperkenalkan Inet pada Gilang dan Mbak Lisa. Inet menangkupkan kedua
tangannya ketika berkenalan dengan Gilang, bahkan Inet sempat mencuri pandang
ke arah Gilang sebelum ia kembali menundukkan pandangannya. Inet menepuk
pipinya pelan sambil menghela napas.
“Kenapa
Net?” tanya Dewi.
“Ah
gak. Tidak apa-apa kok, hehehe.”
Dewi
hanya mengangguk kemudian dia dan Mbak Lisa menyusuri rak-rak buku yang
berderet rapi.
Dari
sekian banyaknya buku di toko buku itu Dewi pasti akan berbelok ke tempat dimana novel-novel
berjajar rapi dan melambai-lambai ingin segera dibawa pulang. Berbeda dengan
Mbak Lisa dan Inet, ternyata mereka mempunyai selera yang sama. Buku-buku
kajian Islam dan sejenisnya menjadi pilihan Mbak Lisa dan Inet. Sedangkan
Gilang sudah meluncur ke rak-rak buku tentang IT.
Yang
dicari Dewi kali ini adalah novel karya penulis yang terkenal sangat produktif
itu. Hujan, adalah judul novel yang
dicari oleh Dewi. Sebenarnya tak sulit menemukan buku ber-cover biru itu, ia
pasti akan mejeng di rak-rak best seller di semua toko buku di Indonesia.
Sebenarnya Dewi ingin membelinya ketika ada pameran buku kemarin tapi sayang
sebelum bertemu dengan novel Hujan dia sudah tergoda dengan novel-novel
lainnya. Dan naasnya uang anggaran membeli buku terlanjur ludes duluan,
terpaksa Dewi mengurungkan niatnya membeli novel Hujan karya Tere Liye.
Saat
Dewi mengulurkan tangannya untuk mengambil salah satu novel itu ada orang lain
juga yang mengambilnya bersamaan dengan Dewi. Untung saja mereka tidak
mengambil satu novel yang sama, maksudnya seperti di adegan sinetron-sinetron
atau FTV layar kaca setelah itu mereka akan saling menatap dan... Tidak. Adegan
selanjutnya Dewi dan orang itu bukan seperti yang dibayangkan.
Dewi
membalik buku dan melihat cover belakangnya. Memang novel ini tidak mempunyai
sinopsis cerita seperti kebanyakan novel. Dewi sudah menemukan novel yang diincarnya kini ia berniat mencari
dimana Mbak Lisa, Inet dan Gilang berada.
Dewi
kaget melihat siapa orang yang disampingnya. Sedikit ragu ia memperhatikan
orang itu dengan jarak yang lumayan dekat karena ternyata orang yang tadi
adalah dia.
“Assalamu’alaikum,
Mas. Permisi.” Orang itu menoleh ke arah Dewi.
“Walaikumsalam.
Iya bagaimana Mbak?” tanya laki-laki itu.
“Oh
benar dugaanku, Anda laki-laki yang tempo hari meminjamkan payung kepada saya.
Ini payungnya. Terimakasih.” Dewi mengeluarkan payung yang berada di dalam
tasnya. Sudah berhari-hari Dewi menyimpan payung itu di dalam tasnya, berharap
suatu ketika dia bisa bertemu laki-laki itu lagi dan mengembalikan payung itu.
“Hahaha,
tidak perlu Mbak. Disimpan saja, mungkin bisa berguna untuk Mbak jika hujan
turun tiba-tiba lagi.” Laki-laki itu menolak dengan halus niat Dewi. “Oh ya
perkenalkan saya Dany. Sudah bertemu ketiga kali ini saya belum sempat memperkenalkan diri.”
“Iya,
saya Dewi. Senang berkenalan
denganmu, Mas.”
“Jangan
pakai embel-embel Mas. Panggil Dany saja, oke?”
Dewi
mengangguk malu karena tanpa ia sadari sedari tadi Dewi telah menatap lama
Dany. Dalam hatinya ia mengucap istighfar berkali-kali dan merutuki dirinya
yang terlena.
Apakah
ini takdir? Jika dipertemukan dengan orang yang sama tanpa sengaja?
Bersambung...
#OneDayOnePost
April Cahaya
Pati, 05 Mei 2016
Wow mba lisa kakak aku. Eh aku jarang baca buku IT. Hehe
ReplyDeleteHanya imajinasiku bang
DeleteAku punya adik Gilang....hhmmm, asyik kali yaaa
ReplyDeleteMungkin mbak
DeleteYuhuuu... Ada cinta bersemi....
ReplyDeleteAhay... cieh
DeleteMas Gilang, banting setir gih! baca buku IT. hehhe..
ReplyDeleteMba Lisa, yang sabar yaa..
Sabar kenapa nih mbak?
DeleteAsyiiikk...ada cerita cinta..
ReplyDeleteCeritaku selalu cerita cinta mbak... hihihi
DeleteRomance story..
ReplyDeletesuka..suka
Iya itu takdir...😆
ReplyDelete