Trend
atau fenomena pasti akan segera hilang seiring waktu. Tapi apakah maraknya
novel cetak yang diambil dari cerita-cerita di wattpad ini termasuk trend atau
fenomena tersebut? Who kows.
Yup, mengenai hal ini banyak
kontrofersi sebenarnya yang menarik untuk kita bahas. Apa itu? Salah satunya
adalah rak-rak toko buku dengan label bestseller saat ini memang dipenuhi oleh
cerita-cerita yang sudah populer di wattpad. Cerita-cerita yang sudah mendapatkan
ribuan bahkan jutaan vote, dibaca hingga jutaan kali, bahkan pemilik akunnya
sudah mempunyai jutaan folllower. Amazing.
Beberapa tahun terakhir wattpad
memang mencapai pucak kepopulerannya. Oke, aku termasuk orang yang terlambat
menyadari keberadaan wattpad karena aku baru mengenal wattpad pada awal tahun
2015. Padahal wattpad sudah ada sekitar tahun 2012.
Kita kembali ke pembahasan mengenai
kontrofersi dari cerita wattpad menjadi novel cetak atau sekarang dia berwujud
buku nyata bukan lagi semacam e-book. Penulis mana sih yang tidak ingin
karyanya bisa berbentuk buku?
Pasti semuanya ingin mempunyai karya
dalam bentuk buku. Bener kan?
Jadi misalkan kamu seorang penulis
wattpad dan tiba-tiba ada seorang dari pihak penerbit yang melamar naskahmu,
apakah kamu akan menolaknya? Tidak. Aku yakin dalam lubuk hatimu yang paling
dalam pasti akan menerimanya. Kesempatan emas. Iya kan? Jarang lho penulis yang
mendapatkan lamaran dari penerbitnya.
Sebelumnya yang aku tahu lho ya,
penulis mengirimkan naskahnya dulu ke penerbit yang dia tuju kemudian dia harus
menunggu paling lama tiga bulan untuk mendapatkan kepastian naskahnya diterima
atau tidak. Saat seperti itulah kesabaran sang penulis diuji. Belum lagi harus
menyembuhkan luka saat naskah ditolah... Sumpah lho ditolak itu sakit.
Kebayangkan kan? Hahaha.
Ada beberapa, sebagian gitu lah,
orang-orang yang nyinyir akan banyaknya cerita wattpad yang nangkring di
toko-toko buku sekelas Gramedia. Apalagi buku-buku itu kini bisa mendapatkan
gelar bestseller dengan mudahnya karena umumnya mereka sudah mempunyai fans
dari akun wattpad. Ada yang salah? Harusnya tidak.
Akan tetapi orang-orang ini
menganggap bahwa para penulis wattpad adalah penulis amatir dan penulis
karbitan. Oke ini kejam. Siapapun yang melihat atau mendengar hal ini pasti
akan geram, kesel ingin mencekik itu orang. Hahaha. Yang bagian akhir itu
keterlaluan. :D
Ada yang bilang juga jika
cerita-cerita itu tidak layak untuk terbit apalagi sekelas penerbit mayor.
Mereka bilang cerita-cerita dari wattpad mempunyai kisah yang itu-itu saja dan
kualitas yang buruk. Penulis amatir yang kebetulan mempunyai nasib baik.
Tulisan mereka sangat buruk karena masih banyak typo, kata-kata yang kurang
tepat dan lain sebagainya.
Oke, kita bebas berpendapat tapi tidakkah
kamu lebih fleksibel?
Jadi gini, di wattpad semua orang
bebas untuk menulis. Bagi kamu yang amatir, yang baru mengenal apa itu dunia
menulis, kamu yang sudah mahir dan jago, dan kamu yang sudah menerbitkan buku
bestseller sekalipun. Bebas. Tidak ada yang melarang. Di situ kalian bisa
belajar melalui beberapa pembaca kamu yang baik hati dengan memberikan masukan,
komentar dan kritikan yang membangun. Seiring berjalannya waktu kamu bisa
perlahan memperbaiki kualitas tulisan kamu.
Mereka yang bilang penulis wattpad
itu amatir, Anda salah besar. Ya memang tidak semua penulis wattpad itu amatir.
Mereka melalui proses panjang dan lama sebelum mereka benar-benar bisa disebut
penulis. Mereka tidak instan, coy. Ada tahap-tahap yang harus mereka lewati. Ingat,
tidak ada proses yang serba instan. Aku selalu berprinsip pada mie instan,
meskipun namanya mie instan tapi tidak bisa langsung dimakan kan? Tapi melalui
proses merebus terlebih dahulu. Bener kan?
Penyakit kepoku masih menempel jadi
aku sudah kepoin beberapa penulis wattpad dan non wattpad beberapa bulan yang
lalu. Sedikit basa-basi di awal dan aku mengutarkan maksudku untuk mewawancari
mereka lewat chat. Jika kalian ikut kepo juga mari kita simak jawaban-jawaban
mereka yang luar biasa.
Apa pendapat kamu tentang maraknya cerita
wattpad yang banyak dipinang oleh penerbit mayor?
Iya aku tau kalau nggak baik nolak kesempatan, nolak
rejeki. Tapi, menurutku kita juga perlu lebih sayang sama karya sendiri. Saking
sayangnya, kita perlu cukup selektif pilih penerbit. Mungkin bisa nerbitin buku
itu kerasa bahagia dan bangga banget, tapi di balik itu semua ada hal lain yang
perlu diinget. Aku pribadi akan sedih kalau karyaku terbit hanya karena lagi
marak atau ‘naik’. Menurutku, karya kita berhak dapet proses untuk jadi lebih
baik. Semoga novel wattpad yang beredar bisa diakui orang banyak, termasuk
pembaca di luar wattpad. Semoga penerbit bisa menjaga kualitas, bukan sekedar
kuantitas. (Rezza Dwi/ Just-Anny _
penulis wattpad & novel Origamiara)
Ikut seneng sih. Semoga mereka bisa konsisten dan
berkembang bersama karya mereka. (Trisella
– penulis wattpad & novel Heart Reset)
Kalau aku sendiri sih iktu senang. Secara bisnis, naskah
di wattpad sudah memiliki pembacanya, jadi pastinya akan lebih menguntungkan
karena sudah ada pasarnya. Jadi ya sah-sah aja, kalau banyak penerbit tergiur
menerbitkan naskah di wattpad. (Asri
Tahir – Penulis novel Not A Perfect Wedding, Over The Rain)
Menurut saya sih gak masalah kalau ada cerita wattpad
yang dilirik mayor. Malah jadi naikin nama wattpad, terbukti karena sekarang
pengguna wattpad Indonesia meningkat tajam. Tapi saran saya sih jangan jadi
ajang lomba-lombaan sampai melupakan estetika kepenulisan, karena nulis itu
harus dari hati kan? Maksudnya termotivasi boleh, tapi jangan bikin kita mau
buru-buru Hahaha. (Raatommo – penulis
novel Life, penulis wattpad)
Menurutku selama karyanya memang berkualitas, gak Cuma
menang vote dkk, ya gak masalah. Bagus malah, wattpad jadi semacam tempat
pencarian bakat ^^ (Nureesh Vhalega –
Penulis novel)
Nah
kalau yang ini adalah pendapat penulis non-wattpad. Bisa dilihat perbedaannya.
Menurut penulis yang satu ini atas
pertanyaanku di atas mempunyai sisi baik dan buruknya. Dia adalah Wheza penulis
serial Fantasteen dari Penerbit DAR!mizan. Yuk kita baca sisi baiknya dulu.
Pendapat
baiknya itu, penulis-penulis yang kekurangan dana buat nge-print dan kirim
lewat post, penulis-penulis yang berada di daerah terpencil, penulis-penulis
yang bahkan tetangganya aja ga tau kalau dia penulis, mereka bisa diketahui
oleh penerbit lewat Wattpad. Jadi ga cuman penulis yang tinggal di daerah kota
aja yang bisa ‘dilihat’ oleh penerbit, tapi penulis di pelosok juga.
Sisi buruknya adalah...
Penerbit
akan menarik naskah yang populer bukan? Tidak peduli seberapa buruk kualitas
naskah di wattpad, asalkan mereka populer. Mereka bisa cetak buku.
Ehem-ehem, sudah dapat pencerahan
tentang itu? Okey, saatnya kita lanjut pertanyaan berikutnya.
Misal
ada yang bilang kalau penulis wattpad itu penulis instan, gimana tuh?
Penulis itu nggak ada yang instan. Teknik menulis,
gaya menulis, dan hal-hal lain itu didapat setelah bertahun-tahun menulis.
Kalau ada penulis, dari wattpad atau manapun yang baru memulai menulis bulan
lalu, lantas bukunya terbit, aku percaya itu karena momen. Pas sana dia di-view
banyak orang. Buku itu kan bagian dari kapitalisme. Nggak ada bedanya dengan
sabun, handphone, sepeda motor, dan semua hal yang kita namakan produk.
Penerbit tentu hanya memikirkan asal saat ini laku, apa saja boleh.
Yang harus sayang
dengan dirinya, sayang dengan nama baiknya, sayang dengan kualitas tulisannya
adalah penulis sendiri. Kukira yang seperti itu sebentar juga sudah tergilas
lagi. (Ika Dewi Vihara – penulis novel
My Bittersweet Marriage)
Pasti yang
bilang penulis senior non wattpad, tapi kayaknya gak semua begitu. Soalnya
banyak penulis wattpad yang emang bagus, cuma dengan bantuan wattpad penulis
tersebut gak perlu bersusah payah lagi buat cari wadah mempublikasikan
tulisannya. Jadi kalau dibilang instan saya gak setuju, lebih ke ‘jauh lebih
mudah’ tapi persaingan tetap adakan?
Iya, kalau
instan kan berarti gak ada usaha sama sekali, cuma gembar-gembor tiba-tiba
terkenal... tapi kan penulis wattpad punya karya bukan cuma modal gembar-gembor
jadi saya gak setuju kalau dibilang instan. Karena semuanya punya persaingan
masing-masing. (Raatommo – penulis
wattpad & penulis novel Life)
Orang punya
pendapat itu pasti punya pandangan sendiri yang jadi pemicu kenapa mereka
keluarin pendapat seperti itu. Dan kayaknya aku tau maksudnya. Hehehe... Tapi
penulis instan itu ga ada, sih, menurutku. Mereka pasti belajar dulu sebelum
bisa nulis. Gimana bikin dialog dan blabla lainnya. (Trisella – penulis wattpad & penulis novel Heart Reset)
Menurutku orang
bersangkutan terlalu mengeneralisasi. Nggak semua penulis wattpad itu pemula.
Banyak yang sebenarnya udah nulis sejak sebelum-sebelumnya tapi baru posting di
wattpad. Bahkan banyak juga yang udah jungkir-balik nulis banyak cerita
beberapa lama lalu baru sekarang aja diliat orangnya. (Rezza Dwi/Just-Annya – penulis wattpad & penulis novel Origamiara)
Ya, kebanyakn
iya. Mirip-mirip penulis skenario sinetron. Mereka harus kejar tayang. Alhasil,
apapun yang mereka pikirkan saat itu, itu yang akan menjadi bahan tulisan
mereka. Itu juga yang menjadi alasan naskah di wattpad lebih banyak kekurangan
ketimbang naskah novel. Tapi nggak semuanya seperti itu. Aku punya tips, tulis
dulu naskahnya dari awal sampai akhir,terus dibaca ulang, baru deh... publish
ke wattpad. (Wheza – penulis serial Fantasteen)
Instan apanya?
Kalau secara terbut mungkin iya, karena kan kebanyakan beberapa naskah yang
terbit tidak melalui jalur regular tapi langsung ditawarkan oleh pihak
penerbit. Aku percaya setiap karya yang dihasilkan pasti melalui proses yang
panjang. Walaupun mungkin hasilnya kurang maksimal, tapi kita tetap harus
menghargainya. Ingat, ada kerja keras penulis di sana yang tidak boleh kita
lupakan. (Asri Tahir – penulis novel Nor
A Perfect Wedding & Over The Rain)
Setiap orang
punya kebebasan berpendapat, jadi ya opini mereka bebas.Tapi aku pribadi
menganggap gak semua penulis wattpad seperti itu. Apalagi yang tulisannya
memang berkualitas. Penulis-penulis wattpad pasti punya alasan kenapa mereka
naro tulisannya di sana. So, let’s stop being a judgy person. (Nureesh Vhalega – penulis)
Jawaban
yang luar biasa bukan? Jujur aku juga tidak setuju dengan julukan penulis
instan. Hello... semua pasti ada prosesnya agan-agan dan sista-sista, meskipun
proses terbitnya tidak perlu menunggu sampai berbulan-bulan. Tidak mungkin kan
kalau sebuah naskah cerita tiba-tiba jadi aja? Pasti butuh pemikiran bagaimana
menciptakan karakter-karakter tokohnya, alur, konflik, dan penyelesaian. Yah,
semuanya tergantung masing-masing orang sih.
Mungkin
saja banyaknya cerita wattpad yang sudah diterbitkan dan membanjiri toko-toko
buku saat ini bisa bertahan lama atau hanya sesaat? Misalnya dulu pernah banyak
novel-novel Islami yang bermunculan, novel-novel berbau Korea dan Jepang. Oke next question...
Menurut kamu
nih, banyaknya penerbit yang meminang cerita dari wattpad ini bakal jadi trend
sesaat atau bisa bertahan lama?
Iya, kalau
penulis wattpad enggak fokus ke kualitas cerita pasti bakal jadi trend sesaat.
Makanya alangkah baiknya kalau penulis juga memperhatikan keindahan tulisannya,
terus menambah ilmu supaya jadi lebih baik. (Raatommo – penulis wattpad & penulis novel Life)
Aku percaya
semua ada masanya. Pasarlah nanti yang akan menentukan itu semua. Dan menurutku
sebagai penulis, ya cukup menulis aja dan pikirin gimana caranya menulis sebuah
karya yang baik. Karya kitalah yang akan menentukan posisi kita di hati pembaca
nanti. (Asri Tahir – penulis novel Not A
Perfect Wedding & Over The Rain)
Berikut
ini adalah jawaban dari teman saya yang bernama Wheza dan ini anak selaku ngajak
debat kalau dikasih pertanyaan.
Prediksiku trend
aja. Paling lama, satu tahun dari sekarang, penerbit bakalan sadar dan cari
yang berkualitas lagi.
Karena
merasa belum cukup dengan pertanyaannya, aku kasih pertanyaan lagi nih.
Kalau memang
kemampuan penulis bagus kenapa tidak bisa bertahan lama?
Oh soal itu...
calon penulis akhirnya bakalan pindah ke wattpad, dan mereka menulis di sana
bukan mengejar kualitas, tapi mengejar popularitas, supaya penerbit melirik
karya mereka, dan para penerbit pun sadar kalau itu adalah cara yang salah
untuk mendapatkan penulis.
Cukup
pelik juga mewawancarai Wheza yah, Hahahaha. Hem... jika soal trens sesaat atau
bisa bertahan lama memang tergantung pasar kali ya, dan juga si penulis mampu
menghasilkan karya yang lebih baik lagi atau tidak, begitu kan?
Dari
mereka-mereka yang berhasil aku wawancarai ini pasti ada kan harapan-harapan
untuk penulis-penulis wattpada maupun tidak untuk ke depannya. Berikut ini
adalah harapan-harapan baik mereka.
Mungkin aku
lebih ke harapan pemula aja kali ya.
Buat kalian,
para pemula, selamat datang di wattpad. Mungkin wattpad sekarang sedang buka
kesempatan besar mewujudkan mimpi kalian. Tapi buat jadi penulis, langkahnya
nggak secepat itu. Selamat belajar, selamat berjuang. Jangan sibuk liat kanan
kiri sampai lupa sama tulisan sendiri. Jangan sibuk iri. Daripada habisin waktu
buat iri sama yang lain, lebih baik waktunya dibuat untuk perbaikan tulisan
kalian. (Trisella – penulis wattpad dan
penulis novel Heart Reset)
Latihan nulis dengan
nulis sekepikirannya aja itu boleh kalau di Wattpad. Tulisan belum baik juga
nggak papa. Tapi harus banyak belajar. Terus perbaiki ilmu kepenulisannya.
Harus inget kalau itu akan jadi bahan bacaan orang banyak. Sebisa mungkin
buatlah tulisan yang layak. Apalagi kalau sampai diterbitkan. (Rezza Dwi/Just Anny – penulis wattpad
& penulis novel Origamiara)
Harapan buat
penulis wattpad, semoga banyak yang makin berkualitas. Gak asal ketik. Trus
buat dunia kepenulisan semoga makin besar dan gak kalan sama tulisan-tulisan
luar ^^ (Nureesh Vhalega – penulis
novel)
Harapan untuk
dunia kepenulisan itu semoga banyak buku yang bagus. Buku yang bagus adalah
ketika kita membacanya, kita ingin menulis juga. (Ika Dewi Vihara – penulis novel My Bittersweer Marriage)
Harapan saya ya
mereka terus belajar, jangan cepat puas. (Raatommo
– penulis wattpad & penulis novel Life)
Pengennya
wattpad tanpa drama, hahaha. Harapanku ya, wattpad bisa jadi tempat belajar
bagi siapa saja yang mencintai dunia literasi. Saling mengingatkan dan bukannya
menjatuhkan, karena pada dasarnya penulis dan pembaca itu saling membutuhkan. (Asri Tahir - penulis novel Not A Perfect Wedding & Over The Rain)
So,
kesimpulannya adalah kita semua harus terus belajar dan belajar. Dan jangan
asal judge seseorang yah. Menulis itu butuh proses dan prosesnya tidak instan.
Ada tahapan-tahapan tertentu untuk mencapai pada titik kesuksesan.
Kalau
aku sih ya, nulis ya nulis aja. Kata Bang Syaiha menulis itu tidak ada
aturannya kok. Menurut Pak Edi AH Iyubenu (CEO DivaPress) jika kamu terlalu
banyak tahu tentang aturan menulis maka kamu tidak akan pernah menulis.
Jadi
ya menulis aja, slow aja. Menulislah di media apapun yang kamu sukai, bisa
blog, wattpad, facebook, dan lain-lain. Tetap saja itu adalah sebuah karya.
Okey, thanks for
all. Keep writing and see ya.
April Cahaya
Pati, 28 November 2016
0 comments:
Post a Comment