The Cupcake Girl
Keyna memandang takjub pada deretan kue-kue kecil yang baru saja dipajang di etalase sebuah toko roti. Wajah Keyna hampir menempel di jendela kaca itu. Seorang laki-laki yang menggunakan pakaian chef berwarna putih itu mengetuk jendela kaca dari dalam. Keyna mengerjap cepat dan nyengir. Laki-laki itu menggerakkan tangannya menyuruh Keyna masuk.
Lonceng kecil di atas pintu toko roti itu berbunyi ketika Keyna masuk. Langkahnya ringan sambil sesekali bibir mungilnya menggumamkan sebuah lagu. Rambutnya yang sebahu berwarna cokelat tua menambah kesan manis pada gadis berusia 19 tahun itu.
"Woah... Cupcake baru chef?" tanyanya pada laki-laki yang memakai pakaian putih itu. Laki-laki itu menjawab pertanyaan Keyna dengan anggukan. "Namanya apa? Terus bahan-bahannya apa aja? Eh... Ini almond ya yang di atasnya?"
Laki-laki itu selalu tersenyum jika bertemu Keyna. Gadis ceria dan manis itu dikenalnya sejak 2 tahun yang lalu, saat ia baru saja menjadi chef baru di toko roti milik orang tua Keyna.
"Namanya, Banana Almond Cupcake."
"Ih... Pasti enak deh. Nyoba ya boleh ya?" Keyna berkedip dua kali pada chef.
"Jangan yang itu. Yang di belakang aja."
"Yah padahal aku pengen yang itu." rajuk Keyna. Entah kenapa wajah gadis itu selalu saja terlihat lebih muda dari usianya.
"Cupcake yang di belakang sama aja kok dengan yang ini." Chef mendorong Keyna memasuki dapur.
Keyna langsung memakan cupcake yang diberikan chef padanya. Keyna bahkan tak sadar jika chef memperhatikannya saat menikmati sensasi rasa dari banana almond cupcake.
"Ini enak banget Chef. Nanti boleh bungkus buat ke kampus nggak?"
"Boleh kok. Tapi..."
Dahi Keyna berkerut. "Aku benci kalau ada tapinya."
Chef tertawa dan mencubit pipi Keyna gemas. "Aku mau ajak kamu pergi ke festival kue minggu depan. Mau?"
"Mau banget. Apalagi kalau ada cupcake-nya dan bisa icip-icip."
"Cih, mau kamu." Keyna tersenyum dengan mulut penuh kunyahan cupcake.
--**--
Tata menendang sedikit kursi di depannya. Tetapi Keyna tetap bergeming tak mempedulikan desisan suara Tata. Sekali lagi, Tata menendang kursi Keyna.
"Apaan sih lo, Ta?" Keyna menoleh ke belakang saat dosennya sudah kembali duduk.
"Key, lo naksir chef Dito kan?" Tata cengar-cengir berniat menggoda Keyna.
"Ih... Sok tahu." Keyna menjulurkan lidahnya dan kembali menghadap ke depan. Ia tidak mau ketahuan ribut di mata kuliah dosen killernya itu.
"Woi, Key. Jangan sok ngelak lo. Ngaku nggak?"
"Nggak."
"Yakin?" Keyna mengangguk.
"Gimana kalau ternyata chef Dito juga suka sama lo?"
"Hah?" tanpa sadar Keyna menaikkan nada bicaranya dan berdiri dari tempatnya. Semua pandangan teman-temannya di kelas tertuju pada Keyna, termasuk dosennya itu.
"Ada apa Keyna?" tatapan tajam dosen itu membuat Keyna beringsut kembali duduk dengan pelan.
"Tidak ada apa-apa, Pak." Keyna bersumpah akan balas dendam pada Tata.
--**--
"Nih..." Keyna menyodorkan satu Banana Almond Cupcake pada Tata saat mereka berada di kantin kampus. Keyna duduk di samping Tata. "Tadinya gue berniat balas dendam sama lo, Ta. Tapi karena gue lagi di kelilingi malaikat baik dan kebetulan hati gue lagi bahagia, jadi gue batalin niat buruk gue itu. Ngerti? Terus... gue kasih nih cupcake baru dari toko roti orang tua gue buatan Chef Dito yang ganteng."
"Heleh... Kayak gitu bilang nggak suka sama Chef Dito. Cih... Ngeles aja lo, Key."
Keyna terdiam, ia lebih memilih memakan cupcakenya. Tetapi pikirannya melayang ke Chef Dito.
"Tapi... Thanks for this cupcake. Resep baru? Wah enak banget nih, Key." Keyna seolah tidak mendengarkan ocehan Tata dan ia tenggelam dalam lamunannya sendiri.
--**--
"In my dreams... You're with me..." Keyna menyanyikan sebuah lagu dari penyanyi favoritnya sambil memilih baju yang pas untuk ia pakai pergi bersama chef Dito nanti.
"
" Keyna berhenti pada dress selutut berwarna khaki dan ia mejatuhkan pilihan pada dress itu. Dan... ia kembali bersenandung. "And from there... who knows? Maybe this will be the night that we kiss for the first time..." Mendadak wajah Keyna menjadi merah dan hangat. Keyna menepuk pipinya dua kali. "Or is that just me and my imagination?"
Keyna menghempaskan tubuhnya di tempat tidur dan memandang langit-langit kamar.
--**--
"Red velvet cupcake." Keyna menerima cupcake yang diambilkan oleh chef Dito. Rasa red velvet yang begitu disukai Keyna langsung terasa lembut pada gigitan pertama.
"Hem.. I love it."
Chef Dito tertawa. "Apa sih yang nggak kamu sukai Key, kalau itu cupcake?" Keyna nyengir.
Kenyataannya Keyna menyukai segala jenis cupcake. Apalagi jika ia diajak ke festival kue seperti ini. Bagi Keyna inilah surga duniawi.
"Kalau yang disukai Chef apa?" tanya Keyna tiba-tiba. Chef Dito yang berjalan di depan Keyna tiba-tiba berhenti hingga Keyna menabrak punggung laki-laki itu.
"Yang aku sukai?" Keyna mengangguk antusias sambil pandangannya menyisir segala jenis kue yang ada di sana. "Kamu."
"Hah?" Keyna menatap chef Dito tanpa berkedip.
"Ah ayo aku kenalin sama teman-temanku. Termasuk yang buat red velvet cupcake tadi."
Keyna menurut saja tangannya ditarik oleh chef Dito. Ia masih setengah sadar setelah satu kalimat itu meluncur dari mulut chef Dito. 'Kamu?'
Jadi?
--**--
#tantanganODOP
#spesialtoIntan
Pati, 22 Maret 2017
April Cahaya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Huaaaaa, Kak Apriiiiiillll 😆 ... ini ceritanya manis bangeeeeeetttt! Aku suka karakter Keynaaaaaaa 😍🤗😍 Manis, polos, lepas, ceria, dan suka makan! 😍🌧🍊
ReplyDeleteLove it! #JumpingJumping
Jazakillahu khairan katsir Kak Apriiiill 🌧🍊🌧🍊🌧🍊🤗
Uyeeeee... Alhamdulillag klo suka. Ini aja aku nulisnya sambil senyum2 sendiri lhoh 😄😄
DeleteHhiii... Jago deh April... Aku ikut tersepona, oi..oi.. Oi..
ReplyDeleteIhiiirrr ihirrr.. Terpesona sama siapa nih? Chef Dito?
Delete